#3 Struktur Organisasi Proyek

Diyan Aprilia Lestari (0216104050)
Kelas B – Reg B2
Dosen : Iis Rostiawati, S.E., M.M

Pengertian Organisasi

Organisasi adalah suatu wadah kegiatan sekelompok manusia atau badan dengan pembagian tugas tertentu untuk mencapai tujuan bersama dengan memanfaatkan sumber daya semaksimal mungkin. Kegiatan tersebut dapat berupa jasa maupun lainnya sesuai dengan tujuan. Banyak sedikitnya kegiatan dapat mempengaruhi jumlah tenaga sebagai pelaksana kegiatan.

Menurut Siswanto (2005:85) Struktur organisasi menspesifikasikan pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi atau aktivitas yang beraneka ragam yang dihubungkan sampai batas tertentu, juga menunjukkan tingkat spesialisasi aktivitas kerja.

Menurut Hasibuan (2010:128) Struktur Organisasi adalah suatu gambar yang menggambarkan tipe organisasi, departemen organisasi kedudukan, dan jenis wewenang pwjabat, bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan tanggung jawab, rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi.

Tujuan Struktur Organisasi

  1. Menentukan tujuan bersama dalam organisasi
  2. Menentukan semua jenis pekerjaan yang diperlukan
  3. Menempatkan orang-orang yang bertugas pada bagian pekerjaan tersebut
  4. Mengelompokkan jenis-jenis pekerjaan tersebut

Unsur-Unsur Pengelola Proyek

a. Pemilik Proyek

Pemilik proyek atau disebut juga pemberi tugas, owner adalah suatu badan usaha atau perorangan, baik pemerintah maupun swasta yang meiliki, memberikan pekerjaan, serta membiayai suatu proyek dalam proses pembangunan suatu proyek.

Tugas, Wewenang, dan Tanggungjawab Pemilik Proyek

    1. Menunjuk dan mengangkat wakilnya bagi kebutuhan perencanaan dan pelaksanaan
    2. Mengesahkan keputusan yang menyangkut biaya, mutu, dan waktu pelaksanaan
    3. Menyelesaikan perselisihan menyangkut proyek yang terjadi antara bawahannya dengan pihak pemborong.

b. Konsultan Perencana

Konsultan perencana memmpunyai kewajiban atau tugas yang merencanakan suatu rencana dala perencanaan struktur, arsitektur, dan mekanikal/elektrikal, dengan ketentuan yang diinginkan oleh pemilik proyek

Tugas atau Kegiatan Konsultan Perencana

  1. Membuat sketsa dan memberikan gagasan gambaran pekerjaan, meliputi pembagian ruang, rencana pelaksanaan, dan lainnya.
  2. Membuat gambar detail/penjelasan lengkap dengan perhitungan konstruksinya.
  3. Membuat rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
  4. Tempat berkonsultasi jika ada hal-hal yang meragukan di bidang arsitektural, struktur dan ME.

c. Konsultan Pengawas

Konsultan pengawas adalah organisasi atau perorangan yang bersifat multidisiplin yang bekerja untuk dan atas nama pemilik proyek.

Pengawas harus mampu bekerjasama dengan konsultan perencana dalam suatu proyek.

Tugas atau Kegiatan Konsultan Pengawas

  1. Menentukan pengawasan berkala serta memberikan pengarahan, petunjuk dan penjelasan kepada pelaksana konstruksi serta meneliti hasil-hasil yang telah dikerjakan.
  2. Memberikan rekomendasi progress report pekerjaan pelaksana untuk meminta dana kepada pemilik proyek untuk membiayai pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.
  3. Memberikan teguarn dan/au peringatan kepada pelaksana kostruksi apabila dalam pelaksanaan pekerjaan terjadi penyimpangan dari spesifikasi dan gambar-gambar teknis
  4. Mempersiapkan, mengawasi dan melaporkan hasil pelaksanaan proyek kepada pemilik proyek.

d. Kontraktor Pelaksana

Kontraktor pelaksana adalah perusahaan berbadan hukum yang bergerak dalam bidang pelaksanaan pemborongan. Kontraktor dapat berupa perseorangan ataupun badan hukum, baik pemerintah maupun swasta yang telah ditetapkan dari pemilik proyek serta telah menandatangani Surat Perjanjian Kerja.

Kontraktor pelaksana ini bekerja dengan mengacu pada gambar kerja, rencana kerja, dan syarat-syarat (RKS) yang telah disusun sebelumnya.

Kegiatan Kontraktor Pelaksana

  1. Melaksanakan semua kesepakatan yang ada dalam kontrak kerja, baik dari segi schedulling pelaksanaan maupun masa pemeliharaan.
  2. Mematuhi dan melaksanakan segala petunjuk yang diberikan oleh direksi
  3. Menyediakan tenaga kerja, bahan, perlengkapan, dan jasa yang diperlukan sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar yang telah ditentukan dengan memperhatikan biaya pelaksanaan, waktu pelaksanaan, kualitas pekerjaan, kuantitas pekerjaan, dan keamanan kerja.

Hubungan Kerja antara Unsur-Unsur Proyek

 

Keterangan:

Garis Tegas : Garis Koordinasi

Garis Putus-Putus: Garis Perintah

Hubungan Kerja antara Unsur-Unsur Proyek

  1. Pemilik Proyek dengan Divisi Perencana
  2. Pemilik Proyek dengan Divisi Pengawas
  3. Pemilik Proyek dengan Kontraktor Pelaksana
  4. Divisi Pengawas dengan Divisi Perencana
  5. Divisi Pengawas dengan Kontraktor Pelaksana
  6. Divisi Perencana dengan Kontraktor Pelaksana

Manajemen Pelaksanaan di Lapangan

  1. Planning (Perencanaan)
  2. Organizing (Organisasi)
  3. Actuating (Pelaksanaan Kegiatan)
  4. Controlling (Pengawasan)
  5. Coordinatin (Koordinasi)

Manajer Proyek

Manajer Proyek adalah perwakilan dari kontraktor yang bertanggungjawab sepenuhnya terhadap pelaksanaan pekerjaan proyek, sesuai dengan manajemen proyek dan perencanaan proyek secara menyeluruh.

Kompetensi yang harus dimiliki oleh Manajer Proyek

  1. Knowledge
  2. Performance
  3. Personal

Tugas dan tanggung jawab manajer proyek

  1. Mengidentifikasi dan menyelesaikan potensi masalah yang akan timbul agar dapat diantisipasi secara dini
  2. Melakukan koordinasi ke dalam (tim proyek, manajemen) dan keluar.
  3. Melaksanakan dan mengontrol operasional proyek sehingga operasi proyek dapat berjalan sesuai dengan rencana (on track).

Sumber referensi:

Dimyati,HamdanDrs.H.A.&Nurjaman,Kadar.(2014).ManajemenProyek.Bandung:PustakaSetia.

http://duniatekniksipil76.blogspot.com/2017/01/manajemen-proyek-dan-struktur.html

https://manajemenproyekindonesia.com/?p=2822

http://www.uraiantugas.com/2016/10/tugas-project-manager.html

#2 Komponen Proses Evaluasi Pohon Keputusan

Diyan Aprilia Lestari (0216104050)
Kelas B – Reg B2
Dosen : Iis Rostiawati, S.E., M.M.

Project Selection

Pengertian

Project Selection suatu proses untuk memilih proyek yang mana prioritas setiap gagasan proyek akan dinilai dari berbagai perspektif. Pada tahapan ini proyek hanya sebatas saran dan ide untuk perbaikan masalah atau meningkatkan kinerja.

Proses ini juga akan menyaring proyek yang bermutu, yaitu proyek yang mampu memberikan dampak besar, tingkat kesuksesan yang tinggi, dan menggunakan effort yang masih terjangkau oleh Organisasi. Effort dalam hal ini adalah waktu dan biaya.

Ketika kita memiliki banyak proyek yang menarik dan menantang, maka belum bisa dipastikan bahwa semua proyek tersebut penting dan prioritas bagi perusahaan. Disinilah project selection sangat dibutuhkan, yaitu untuk membantu para project leader menaikkan kepercayaan diri (confidence) dalam memutuskan proyek sehingga tepat untuk dieksekusi.

Tujuan Project Selection

Project Selection berguna untuk mengetahui resiko-resiko yang ada dalam proyek, seperti:

  1. Technical Risk
  2. Financial Risk
  3. Safety Risk
  4. Quality Risk
  5. Legal Exposure

Ataupun untuk mengetahui keuntungan yang didapat, seperti:

  1. Diharapkan adanya ROI
  2. Payback Period
  3. Potential Market Share
  4. Long-term market dominance

Checklist & Scoring Models

Pengertian dan Tujuan

Evaluasi proyek atau uji kelayakan bisnis merupakan pengkajian suatu usulan proyek untuk menentukan apakah dapat dilaksanakan (go project) atau tidak (no go project) dengan berdasarkan berbagai aspek kajian.

Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah suatu proyek dapat dilaksanakan dengan berhasil, sehingga dapat menghindari kesalahan investasi modal untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan.

Tahapan Checklist dan Scoring Models

  1. Tahap Penemuan Ide: Penelitian terhadap kebutuhan pasar dan jenis produk dariproyek.
  2. Tahapan Penelitian: Meneliti beberapa alternatif proyek dengan berbagai metode ilmiah.
  3. Tahap Evaluasi Kelayakan: Membandingkan manfaat (benefit) dengan seluruh biaya yang akantimbul.
  4. Tahap Pengurutan Usulan yang Layak: Apabila terdapat lebih dari satu usulan rencana proyek yang dianggap layak maka manajemen dapat menentukan prioritas usulan yang layak berdasarkan kriteria-kriteria pengurutan (ranking) yang telah ditentukan.
  5. Tahap Rencana Pelaksanaan : Setelah ditentukan rencana proyek mana yang akan dijalankan,perlu dibuat rencana kerja pelaksanaan pembangunan (konstruksi) proyek.
  6. Tahapan Pelaksanaan : Tahap merealisasikan konstruksi proyek tersebut. Jika proyek selesai dikonstruksi, maka proyek dioperasionalisasikan.

Scoring Models

Scoring model adalah model pemilihan proyek yang memberikan peringkat pada setiap kriteria pembangunan proyek sesuai dengan kepentingannya. Scoring model ini dilakukan dengan cara memberikan nilai (score) terhadap komponen-komponen yang telah ditentukan sesuai dengan bobot kepentingannya.

Model penilaian Membutuhkan

  • kesepakatan tentang kriteria
  • kesepakatan tentang bobot untuk kriteria
  • skor yang ditetapkan untuk setiap kriteria

Checklist Model

Checklist Model adalah model pemilihan proyek berdasarkan daftar kriteria yang berhubugan dengan pilihan proyek.

  • Metode cheklist adalah daftar kriteria yang diterapkan untuk proyek-proyek yang mungkin.
  • Membutuhkan kesepakatan tentang kriteria
  • Menganggap semua kriteria sama pentingnya

Metode cheklist ini  berfungsi untuk mencatat opini dan mendorong diskusi

Pohon Keputusan (Decision Tree)

Pohon keputusan adalah model prediksi menggunakan struktur pohon atau struktur berhirarki, dan salah satu metode klasifikasi yang paling populer karena mudah untuk diinterpretasi.

Tujuan dibuatnya pohon keputusan atau decision tree, yaitu :

  • Memahami kasus dan seluruh aspek yang terkait
  • Menggambarkan kerangka berfikir yang sistematis
  • Menggambarkan struktur pengambilan keputusan yang dilakukan desicion maker sepanjang tahapan atau urutan waktu termasuk seluruh kemungkinan keputusan dan outcome

Asumsi dasar decision tree, yaitu :

  • Decision maker hanya mengambil satu keputusan
  • Setiap keputusan hanya mempunyai outcomes tertentu
  • Semua proses menunjukan tahapan waktu (time sequence)

Contoh Kasus Pohon Keputusan

  • Asumsikan anda mempunyai sejumlah dana untuk diinvestasikan pada dua alternatif proyek, yaitu proyek A dan B.
  • Peluang proyek A akan memberikan keuntungan adalah 20% dengan nilai keuntungan 50 juta.  Probability gagal 80%.
  • Peluang proyek B akan memberikan keuntungan adalah 45% dengan nilai keuntungan 10 juta. Probability gagal 55%.
  • Buatlah pohon keputusan untuk membantu anda dalam mengambil keputusan

Contoh Kasus Pohon Keputusan (2)

Expected Monetary Value :

Dasar Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan didasarkan pada nilai ekonomi yang diharapkan (tertinggi).

  • Formula EMV : EMV = (Probability x nilai payoff yang diharapkan) + (Probability x nilai payoff yang diharapkan)
  • EMVA =  (0.20x 50.000.000 ) + (0.80×0) = 10.000.000
  • EMVB = (0.45x 10.000.000 ) + (0.55×0) = 4.500.00

Kesimpulan : Pilih proyek A

Sumber referensi:

Mengenal Project Selection, Sang Penentu Keberhasilan Proyek LSS

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/departemen-bangunan-30/1296-manajemen-risiko-dalam-proyek-konstruksi

http://meluhaavm.blogspot.com/2015/05/checklist-model-in-project-management.html

#1 Manajemen Proyek

Diyan Aprilia Lestari (0216104050)
Kelas B – Reg B2
Dosen : Iis Rostiawati, S.E., M.M.

Proyek adalah urutan (sementara) aktivitas-aktivitas unik, kompleks, dan terkoneksi yang memiliki satu tujuan atau sasaran dan harus dilengkapi dengan waktu yang spesifik, sesuai dengan anggaran dan sesuai dengan spesifikasi.

Proyek selalu bersifat sementara atau temporer dan sangat kontras dengan bisnis pada umumnya (Operasi-Produksi), di mana operasi-produksi mempunyai sifat pengulangan (repetitif), dan aktivitasnya biasanya bersifat permanen untuk menghasilkan produk atau layanan.

Adapun pengertian proyek menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:

Husen (2009:4) Proyek adalah gabungan dari sumber-sumber daya seperti manusia, material, peralatan, dan modal/biaya yang dihimpun dalam suatu wadah organisasi sementara untuk mencapai sasaran dan tujuan.

Larson (2006:3) Proyek adalah usaha yang kompleks, tidak rutin, yang dibatasi oleh waktu, anggaran, sumber daya, dan spesifikasi kinerja yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

Nurhayati (2010:4) Proyek adalah upaya atau aktivitas yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan, sasaran, dan harapan-harapan penting dengan menggunakan anggaran dana serta sumber daya yang tersedia, yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.

Heizer dan Render (2006:81) Proyek adalah sederetan tugas yang diarahkan kepada suatu hasil utama.

Project Management Body of Knowledge Edisi ke-3 Proyek adalah usaha sementara dengan awal dan akhir harus digunakan untuk menciptakan produk, layanan atau hasil yang unik.

Perbedaan Proyek dan Operasional

Pengertian Manajemen Proyek Menurut Para Ahli

Husen (2009:4) Manajemen Proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya yang terbatas, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja biaya, mutu dan waktu serta keselamatan kerja.

Ervianto (2005:21) Manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk menjamin pelaksanaan proyek secara tepat waktu, tepat biaya dan tepat mutu.

Maka dari itu dapat disimpulkan Manajemen Proyek adalah proses melingkupi, merencanakan, menyediakan staff, mengorganisasi, mengarahkan dan mengontrol pengembangan sebuah sistem yang dapat diterima dengan biaya minimal dan dalam jangka waktu tertentu.

Suatu proyek mempunyai sasaran (target) tertentu dengan batasan-batasan mutu pekerjaan (quality), anggaran (cost), dan waktu (time) yang dikenal sebagai Triple Constraint.

  1. Mutu pekerjaan atau kualitas (quality)

Produk akhir proyek harus memenuhi spesifikasi dan kriteria yang disyaratkan atau yang telah disepakati sebelumnya. Sebagai contoh, bila hasil kegiatan proyek tersebut berupa pabrik, maka pabrik tersebut harus memenuhi kriteria: mampu beroperasi secara optimal dalam jangka waktu yang terlah ditentukan. Memenuhi persyaratan mutu berarti mampu memenuhi tugas yang dimaksudkan (fit for the intende use).

Quality  adalah fokus utama dari sebuah proyek. Proyek sangat mengedepankan kualitas dari sebuah produk, maka dari itu perlu mengorbankan waktu yang lama dan biaya yang mahal untuk memenuhi tujuan dari proyek tersebut.

2. Waktu (Time)

Proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan yang telah ditentukan. Penyerahan proyek tidak boleh melewati batas waktu yang telah ditentukan.

Jika sebuah proyek lebih fokus terhadap waktu pelaksanaan yang cepat, maka kualitas produk tidak akan begitu memuaskan dan begitu dan biaya yang dikeluarkan juga tidak sedikit.

3. Anggaran (Cost)

Proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran. Untuk proyek-proyek yang melibatkan dana dalam jumlah besar dan jadwal yang bertahun-tahun, anggarannya tidak hanya ditentukan untuk total proyek, tetapi dipecah-pecah berdasarkan komponen-komponennya, atau berdasarkan perioda tertentu (misalnya per kuartal). Dengan demikian, penyelesaian bagian-bagian proyek pun harus memenuhi sasaran anggaran per perioda.

Jika proyek fokus terhadap biaya yang dikeluarkan dirancang seminimal mungkin maka akan berdampak terhadap kualitas barang yang kurang memuaskan dan waktu pengerjaan yang cukup lama.

Project Management Body of Knowledge

PMBOK adalah panduan berisikan kumpulan pengetahuan yang diperlukan oleh para professional dalam manajemen proyek.

Tujuan utama dari PMBOK adalah melakukan identifikasi secara bagian per bagian dari Pengetahuan atas Badan Pengelola Proyek (Project Management Body of Knowledge) yang secara umum dikenal sebagai praktek terbaik.

Siklus hidup proyek adalah tahap-tahap perkembangan proyek dari awal gagasan hingga proyek dinyatakan selesai dimana setiap tahap memiliki pola tertentu.

Terhadap 4 Tahap Siklus Proyek

  1. Proyek dalam tahap konseptualisasi

Periode ini terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu penyusunan dan perumusan gagasan, analisis pendahuluan dan pengkajian kelayakan. Salah satu kegiatan utama yang bersifat menyuluruh (komperhensif), dalam tahap ini yang mencoba menyoroti segala aspek mengenai layak tidaknya suatu gagasan untuk direalisasikan, disebut studi kelayakan. Dibandingkan dengan pengkajian yang dilakukan sebelumnya, studi kelayakan mempunyai lingkup dan aspek pengkajian yang lebih lugas, mendorong potensi yang positif dan menaruh perhatian khusus terhadap kendala dan keterbatasannya.

2. Proyek dalam tahap perencanaan dan pengembangan

Periode ini terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu penyusunan dan perumusan gagasan, analisis pendahuluan dan pengkajian kelayakan. Salah satu kegiatan utama yang bersifat menyuluruh (komperhensif), dalam tahap ini yang mencoba menyoroti segala aspek mengenai layak tidaknya suatu gagasan untuk direalisasikan, disebut studi kelayakan. Dibandingkan dengan pengkajian yang dilakukan sebelumnya, studi kelayakan mempunyai lingkup dan aspek pengkajian yang lebih lugas, mendorong potensi yang positif dan menaruh perhatian khusus terhadap kendala dan keterbatasannya.

3. Proyek dalam tahap pelaksanaan

Tahap implementasi terdiri dari kegiatan sebagai berikut: Mengkaji lingkup kerja proyek, kemudian membuat program implementasi dan mengkomunikasikan kepada peserta dan penanggung jawab proyek. Melakukan pekerjaan desain-engineering terinci, pengadaan material dan peralatan, parikasi, instalasi atau kontruksi. Melakukan perencanaan dan pengendalian aspek biaya, jadwal dan mutu. Kegiatan lain yang tidak kalah pentingnya adalah memobilisasi tenaga kerja, melatih dan melakukan supervise.

4. Proyek dalam tahap terminasi

Mempersiapkan instalasi atau produk beroperasi, seperti uji coba start up dan performance test. Penyelesaian administrasi dan keuangan proyek seperti asuransi dan klaim. Seleksi dan kompilasi dokumen proyek untuk diserahkan kepada pemilik atau kepada induk perusahaan. Melaksanakan demobilisasi dan reassignment personil.

Kriteria Sukses Proyek

Kriteria sukses proyek terbagi menjadi dua ukuran:

  1.  Objective Measures
  • Time
  • Cost
  • Health and Safety
  • Profitability

2. Subjective Measures

  • Quality
  • Technical performance
  • Functionality
  • Productivity
  • Satisfaction
  • Environmental Sustainability

Contoh Proyek

  1. Proyek Konstruksi
  2. Proyek Industri Manufaktur
  3. Proyek Padat Modal
  4. Proyek Penelitian dan Pengembangan
  5. Proyek Pembangunan Produk Baru
  6. Proyek Pelayanan Manajemen
  7. Proyek Infrastruktur

Continue reading #1 Manajemen Proyek