#8 Quality Management

Diyan Aprilia Lestari (0216104050)
Kelas B – Reg B2
Dosen : Iis Rostiawati, S.E., M.M

Total Quality Management

TQM didefinisikan sebagai pendekatan dalam menjalankan usaha yang berupaya memaksimumkan daya saing melalui penyempurnaan secara terus menerus, atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan organisasi.

Karekteristik TQM

1.Fokus pada pelanggan (internal dan eksternal)
2.Berorientasi pada kualitas
3.Menggunakan pendekatan ilmiah
4.Memiliki komitmen jangka panjang
5.Kerja sama tim
6.Menyempurnakan kualitas secara berkesinambungan
7.Pendidikan dan pelatihan
8.Menerapkan kebebasan yang terkendali
9.Memiliki kesatuan tujuan
10.Melibatkan dan memberdayakan karyawan

Pilar Total Quality Management
Penerapan manajemen kualitas bertujuan untuk menciptakan keunggulan daya saing , yang di dorong oleh 5 pilar utama, yaitu :

a. Produk
Barang / jasa sebagai titik fokus pencapaian tujuan organisasi
b. Proses
Barang / jasa yang berkualitas dicapai dengan adanya kualitas proses.
c. Organisasi
Kualitas proses tidak akan tercapai tanpa adanya organisasi yang tepat.
d. Kepemimpinan
Organisasi yang tepat tidak ada artinya tanpa pemimpin yang memadai
e. Komitmen
Tidak mungkin ke empat pilar berjalan dengan baik tanpa adanya komitmen

Kriteria Kesuksesan 5 Pilar TQM

a. Kesadaran

Kesadaran atas kualitas dan berorientasi pada kualitas dalam ativitasnya, termasuk dalam setiap proses dari produk/jasa.

b. Kemanusiaan

Untuk menerjemahkan kualitas dalam memperlakukan karyawan selalu diikutsertakan dan diberi inspirasi

c. Desentralisasi

Memberikan wewenang  pada semua tingkatan, terutama pada lini depan, sehingga tujuan bersama tercapai.

d. Menyeluruh

Agar semua prinsip, kebijakan, dan kebiasaan mencapai setiap sudut dan celah-celah organisasi.

Mutu dan Pengendalian Proyek

Mutu adalah ciri dan karakter menyeluruh dari suatu produk atau jasa yang mempengaruhi kemampuan produk tersebut untuk memuaskan kebutuhan tertentu, dengan cara membuat suatu dasar tolak ukur dan cara pengendaliannya.

Manajemen Mutu

Aspek-aspek dari fungsi manajemen keseluruhan yang menetapkan dan menjalankan kebijakan mutu suatu perusahaan atau organisasi.

Contoh :

Dalam suatu proyek gedung, pelanggan dapat berarti pemberi tugas, penyewa gedung, atau masyarakat pemakai sebagai contoh dasar kepuasan pelanggan.

Hal ini menyangkut kualitas :

1.Produk/pelayanan/proses pelaksanaan

2.Proses manajemen proyek itu sendiri

Pengendalian Mutu Proyek

a. Continuous Quality Management

Model atau cara ini digunakan untuk meningkatkan proses bisnis sebagai cara hidup dari semua organisasi yang ingin mencapai posisi yang kompetitif dalam arus industri yang cepat.

b. Process Management Model

Model atau cara ini digunakan untuk menghubungkan faktor kesuksesan yang kritis pada proses bisnis, membangun fondasi untuk meneruskan mengadakan suatu analisis terhadap langkah dan proses dalam meningktakan dan kesempatan yang ada.

Penggunaan Mutu dalam Proyek Konstruksi

Manajemen mutu/kualitas yang terpadu merupakan pendekatan yang digunakan untuk mendapatkan kualitas yang diinginkan.

6 Lingkup dari pekerjaan proyek untuk menguji dan memeriksa kualitas/mutu, yaitu :

1.Kualitas penerangan dan keputusan dari klien

2.Kualitas proses desain

3.Kualitas material dan komponen

4.Kualitas kumpulan proyek

5.Kualitas kegiatan manajemen proyek

6.Manajemen proyek sebagai rata-rata dari peningkatan kualitas proyek

Sistem Manajemen Mutu

Sistem

Sistem adalah sekelompok komponen yang terdiri atas manusia dan atau bukan manusia yang diorganisasikan dan diatur sedemikian rupa sehingga komponen-komponen tersebut dapat bertindak sebagai satu kesatuan dalam mencapai tujuan, sasaran bersama, atau hasil akhir.

Sistem Konstruksi

Sistem kontruksi dapat diartikan sebagai sekelompok orang, pedoman, peraturan, fasilitas, alat perlengkapan pengolah data untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan jumlah dan jenis kontruksi tertentu. Dengan cara memberdayakan persyaratan teknis, SDM yang direncakanan pada saat diperlukan.

ISO 9000 Series

Sebagai dasar dari suatu seri standard quality management, yang merupakan persyaratan penting bagi perusahaan untuk menjamin konsistensi produksi dan pengiriman yang tepat waktu terhadap barang & jasa.

Mampu memberikan keuntungan dalam manajemen kualitas/mutu bagi semua organisasi, karena dengan penerapan ISO-9000  organisasi mampu membangun perusahaannya sehingga mempunyai kemampuan penyediaan barang dan pelayanan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan.

Syarat Penggunaan dalam Manajemen Mutu

  1. Inspeksi

Suatu alat untuk mengukur kegiatan proses kontruksi untuk memeriksa apakah standarspesifikasi telah dicapai

  1. Quality Control

Teknik & aktivitas operasi yang digunakan agar mutu tertentu yang dikehendaki dapat dicapai. Aktivitasnya mencangkup monitoring, mengeliminasi problem, mengurangi penyimpangan serta usaha untuk mencapai efektivitas ekonomi.

  1. Quality Assurance

Quality Assurance

Pemastian mutu ( quality assurance ) adalah seluruh tindakan yang sistematis dan terencana yang diperlukan agar terjadi kepastian dan kepercayaan terhadap mutu produk/jasa yang diberikan.

Aktivitasnya mencangkup kegiatan proses, baik internal maupun eksternal, termasuk merumuskan pelanggan.

Teknik dan Alat Quality Assurance

a. Quality Audit

Suatu tim ahli yang berasal dari pihak ketiga eksternal (bukan dari internal    perusahaan) akan melakukan peninjauan proses dan prosedur yang telah ditentukan oleh perusahaan.

b. Analysis Process

Menganalisis setiap proses untuk menemukan kemungkinan (potensi) terjadinya produk cacat ataupun proses-proses yang tidak memiliki nilai tambah kemudian carikan akar penyebabnya dan lakukan tindakan perbaikannya.

c. Quality Management and Control Tools

Mencakup berbagai teknik diagram yang membantu untuk menemukan permasalahan, ide perbaikan, pengambilan keputusan dan prioritas permasalahan yang harus diselesaikan.

Sumber Referensi:

https://ipqi.org/definisi-unsur-prinsip-manfaat-program-total-quality-management-tqm/

https://huangcorp.wordpress.com/2008/04/29/manajemen-kualitas-quality-management/

https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-total-quality-management-tqm/

#7 CPM, Anggaran Proyek, dan Mengatasi Konflik Penjadwalan Proyek

Diyan Aprilia Lestari (0216104050)
Kelas B – Reg B2
Dosen : Iis Rostiawati, S.E., M.M

CPM (Critical Path Method)

Critical Path Method (CPM) adalah teknik menganalisis jaringan kegiatan/aktivitas-aktivitas ketika menjalankan proyek dalam rangka memprediksi durasi total.

Critical path sebuah proyek adalah deretan aktivitas yang menentukan waktu tercepat yang mungkin agar proyek dapat diselesaikan.

Critical path adalah jalur terpanjang dalam network diagram dan mempunyai kesalahan paling sedikit.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan jalur kritis ini:

  • Tertundanya pekerjaan di jalur kritis akan menunda penyelesaian jalur proyek ini secara keseluruhan.
  • Penyelesaian proyek secara keseluruhan dapat dipercepat dengan mempercepat penyelesaian pekerajaan – pekerjaan di jalur kritis.
  • Slack pekerjaan jalur kritis sama dengan 0 (nol). Hal ini memungkinkan relokasi sumber daya dari pekerjaan non kritis ke pekerjaan kritis.

Istilah Dalam CPM

  • E (earliest event occurence time ): Saat tercepat terjadinya suatu peristiwa.
  • L (Latest event occurence time): Saat paling lambat yang masih diperbolehkan bagi suatu peristiwa terjadi.
  • ES (earliest activity start time): Waktu Mulai paling awal suatu kegiatan. Bila waktu mulai dinyatakan dalam jam, maka waktu ini adalah jam paling awal kegiatan dimulai.
  • EF (earliest activity finish time): Waktu Selesai paling awal suatu kegiatan. EF suatu kegiatan terdahulu = ES kegiatan berikutnya.
  • LS (latest activity start time): Waktu paling lambat kegiatan boleh dimulai tanpa memperlambat proyek.

3 Asumsi Dasar dalam menghitung critical path method:

  1. Proyek hanya memiliki satu initial event (start) dan satu terminal event (finish).
  2. Saat tercepat terjadinya initial event adalah hari ke-nol.
  3. Saat paling lambat terjadinya terminal event adalah LS = ES

Teknik Menghitung critical path method:

1. Hitungan Maju (Forward Pass)

Dimulai dari Start (initial event) menuju Finish (terminal event) untuk menghitung waktu penyelesaian tercepat suatu kegiatan (EF), waktu tercepat terjadinya kegiatan (ES) dan saat paling cepat dimulainya suatu peristiwa (E).

2. Hitungan Mundur (Backward Pass)

Dimulai dari Finish menuju Start untuk mengidentifikasi saat paling lambat terjadinya suatu kegiatan (LF), waktu paling lambat terjadinya suatu kegiatan (LS) dan saat paling lambat suatu peristiwa terjadi (L).

Contoh Perhitungan Critical Path Method

Jadi dari contoh kasus di atas dapat disimpulkan:

Kegiatan Kritis adalah kegiatan yang memiliki selisih nol (0) yaitu: AFIJ

Jalur Kritis adalah jalur yang melalui kegiatan yang memiliki selisih 0: 16111415

Anggaran Biaya Proyek

Pengangaran adalah suatu rencana pengalokasian sumber daya. Suatu anggaran tidak hanya merupakan suatu rencana yang menjadi pedoman tetapi juga sebagai alat kontrol untuk melihat sejauh mana penyimpangan yang terjadi pada biaya aktual terhadap yang direncanakan.

Elemen-elemen Anggaran Biaya Proyek:

1.Biaya Tenaga Kerja Langsung

2.Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

3.Biaya Overhead dan Administrasi Umum

Mengatasi Konflik Penjadwalan

Faktor yang menyebabkan konflik adalah:

1.Kondisi kontrak (kurangnya kesempurnaan dalam dokumen kontrak, kegagalan dalam pembayaran, kondisi psikologi orang-orang dalam proyek)

2.Gambar desain yang tidak lengkap

3.Proses pekerjaan

4.Waktu

Menurut Filley (1975) penyebab utama timbulnya konflik yang sering terjadi di lingkungan proyek adalah batas wewenang dan tanggung jawab yang kurang jelas. Adanya konflik kepentingan, hambatan komunikasi, tidak adanya pengertian bersama (konsensus).

Ditinjau dari sudut manjaerial, metode-metode penanganan konflik antara lain:

1.Memaksakan kehendak (forcing)

2.Mencari upaya pemecahan masalah (problem solving)

3.Berdamai atau kompromi

4.Mendinginkan suasana

 

Sumber referensi:

http://41113110088.blog.mercubuana.ac.id/2016/09/30/pengertian-penjadwalan-proyek/

http://manajemenproyekindonesia.com/?p=928

Critical Path Method (CPM)

#6 Project Schedulling

Diyan Aprilia Lestari (0216104050)
Kelas B – Reg B2
Dosen : Iis Rostiawati, S.E., M.M

Manajemen Waktu di dalam Proyek

Manajemen Waktu Proyek adalah Tahapan mendefinisikan proses- proses yang perlu dilakukan selama proyek berlangsung berkaitan dengan penjaminan agar proyek dapat berjalan tepat waktu dengan tetap memperhatikan keterbatasan biaya serta penjagaan kualitas produk atau servis dari proyek.

Tujuan Utama Manajemen Waktu Proyek

Tujuan utama manajemen waktu pada proyek adalah agar pelaksanaan proyek sesuai lingkupnya dapat memenuhi target waktu proyek yang telah ditentukan. Fokus manajemen waktu adalah membuat perencanaan jadwal proyek yang handal dan optimum atas sumber daya dan biaya serta pengendalian jadwal yang mampu mengidentifikasi dini keterlambatan untuk penanganan yang efektif dan efisien.

Faktor Penghambat Proyek

  1. Faktor material
  2. Faktor desain dan perencanaan
  3. Faktor pelaksanaan dan hubungan kerja
  4. Faktor peralatan
  5. Faktor kondisi dan keadaan di lapangan
  6. Faktor di luar kemampuan kontraktor.

Tahapan Manajemen Waktu di dalam Proyek

a. Definisikan Aktivitas

Merupakan kegiatan untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan aktivitas atau pekerjaan apa saja yang akan dikerjakan pada proyek. Daftar aktivitas ini dapat mengacu pada WBS (Work Breakdown Structure) yang telah disusun sebelumnya pada manajemen scope. Sebagaimana penyusunan WBS, tim proyek dalam mendefinisikan aktivitas ini perlu juga melibatkan stakeholder yang lain untuk memastikan bahwa aktivitas-aktivitas telah terdefinisi secara lengkap untuk keberhasilan penyelesaian proyek. Dari definisi aktivitas ini pula, estimasi biaya, waktu dan kebutuhan sumberdaya lain dapat disusun.

b. Pengurutan Aktivitas

Setelah mendefinisikan aktivitas proyek, langkah berikutnya adalah membuat urutan aktivitas yang merupakan detil dari WBS, detil deskripsi produk, asumsi dan batasan-batasan untuk menentukan hubungan antar aktivitas. Termasuk dalam hal ini penjelasan tentang ketergantungan dan perbedaan bentuk ketergantungan. Ketergantungan dan hubungan akan menentukan urut-urutan aktvitas.

Terdapat 3 (tiga) aturan dasar dalam menyusun urutan aktivitas :

  • Ketergantungan Mandatori (Mandatory Dependencies)
  • Ketergantungan Lepas (Discretionary Dependencies)
  • Ketergantungan Eksternal (External Dependencies)

c. Estimasi Kebutuhan Aktivitas

Mengestimasi durasi yang dibutuhkan oleh aktivitas – aktivitas, seperti orang yang melakukan atau bertanggung jawab dengan sebuah aktivitas atau pekerjaan sebaiknya turut serta dalam mengestimasi durasi aktivitas. Sedangkan para ahli memberi masukan dan mengevaluasi hasilnya.

d. Estimasi Durasi Aktivitas

Estimasi durasi aktivitas sangat penting untuk mengetahui berapa lama waktu aktual (riil) yang sebenarnya dibutuhkan oleh proyek. Berdasarkan urutan aktivitas dan saling keterkaitan antar aktivitas, dimungkinkan terdapat beberapa aktivitas yang dapat berjalan simultan. Sehingga umur suatu proyek tidak serta merta merupakan total waktu semua aktivitas akan tetapi hasil dari manajemen waktu atau durasi aktivitas yang optimal.Batasan-batasan,asumsi-asumsi aktivitas dan ketersediaan sumberdaya proyek perlu dipertimbangkan untuk memperkirakan durasi aktivitas. Pengalaman manajer proyek atau pengalaman dari aktivitas yang serupa pada proyek lain merupakan salah satu masukan penting untuk memperkirakan durasi aktivitas.

e, Penyusunan Jadwal

Setelah semua aktivitas diperkirakan Proses manajemen waktu proyek selanjutnya adalah menyusun jadwal proyek yang realistis berdasarkan aktivitas-aktivitas yang sudah didefinisikan beserta estimasi waktu aktivitas. Terdapat beberapa tool yang dapat digunakan untuk menyusun pembuatan jadwal proyek, yaitu :

– Gantt chart

– Analisis PERT

f. Mengotrol dan Mengendalikan Jadwal

Mengontrol dan mengendalikan jadwal dilakukan agar proyek tetap berjalan dalam batas waktu, biaya dan performan yang ditetapkan dalam rencana .

Hubungan antar Aktivitas

Secara umum terdapat hubungan antar tugas/aktivitas dalam menajemen proyek ada 4 macam. Dalam menetapkan hubungan antar tugas/aktivitas, kita harus memahami predecessors dan successors. Predecessors adalah suatu tugas yang harus dimulai/diakhiri sebelum tugas yang lain dimulai/diakhiri atau suatu tugas yang mendahului tugas tertentu. Secara sederhana predecessors adalah prasyarat yang dalam hal ini suatu tugas yang harus diselesaikan sebelum tugas tertentu dimulai. Sedangakan successor adalah kabalikannya yaitu suatu tugas yang tidak dapat dimulai/diakhiri sebelum suatu tugas tertentu dimulai/diakhiri.

  1. Hubungan Finish to start (FS)
  2. Hubungan Finish to Fnish (FF)
  3. Hubungan Start to Start(SS)
  4. Hubungan Start to Finish (SF)

Gantt Chart

Gantt Chart adalah sejenis grafik batang (Bar Chart) yang digunakan untuk menunjukan tugas-tugas pada proyek serta jadwal dan waktu pelaksanaannya. Gantt Chart yang dikembangkan oleh Henry Laurence Gantt pada tahun 1910.

Pada dasarnya adalah suatu gambaran atas perencanan, penjadwalan dan pemantauan (monitoring) kemajuan setiap kegiatan atau aktivitas pada suatuproyek.

Kelebihan Gantt Chart

  1. Sederhana, mudah dibuat dan dipahami
  2. Digunakan untuk penjadwalan sederhana
  3. Digunakan untuk penjadwalan operasi yang berulang
  4. Bila digabungkan dengan metoda lain dapat dipakai pada saat pelaporan

Kekurangan Gann Chart

  1. Tidak menunjukkan secara spesifik hubungan ketergantungan antara satu kegiatan dan kegiatan yang lain
  2. Sulit mengadakan penyesuaian atau perbaikan/pembaharuan bila diperlukan
  3. Gantt Chart tidak bisa secara eksplisit menunjukkan keterkaitan antara aktivitas dan bagaimana satu aktivitas berakibat pada aktivitas lain bila waktunya terlambat atau dipercepat, sehingga perlu dilakukan modifikasi terhadap Gantt chart

Contoh Gantt Chart

Dari Gantt Chart diatas dapat dilihat bahwa proyek telah berlangsung di minggu ke 6 (tanda panah kuning). Semua tugas yang terdapat didalam Gantt Chart telah dikerjakan sesuai dengan Jadwalnya.

Gantt Chart ini merupakan salah satu alat (tools) untuk melakukan perencanaan Proyek (Project Planning) dan juga sebagai alat untuk memantau perkembangan proyek .

PERT (Program Evaluation and Review Technique)

PERT Merupakan metode analisis jaringan untuk memperkirakan umur proyek dengan memperhitungkan faktor ketidakpastian waktu masing-masing aktivitas. PERT memperkirakan umur proyek berdasarkan perkiraan waktu probabilistik dengan memertimbangkan 3 jenis waktu yaitu :

1.Waktu optimis (optimistic time)

2.Waktu normal (most likely time)

3.Waktu pesimis (pessimistic time)

Berdasarkan ketiga jenis waktu tersebut, maka waktu estimasi aktivitas diperoleh dengan rumus :

Keterangan:

Te  : Waktu Efektif

To  : Waktu Optimis

Tm : Waktu Normal

Tp  : Waktu Pesimis

Contoh Soal :

Manajer proyek memperkirakan pekerjaan analisis sistem akan dapat diselesaikan dalam waktu 8 hari kerja. Akan tetapi berdasarkan pengalaman pada proyek sejenis, pekerjaan analisis sistem memerlukan waktu hanya 10 hari pada kondisi normal dan membutuhkan waktu 24 hari pada kondisi tidak normal.

Maka waktu (durasi) pekerjaan analisis sistem dapat ditentukan :

 

Sumber Referensi

#5 Human Resource Management/Pengelolaan Sumber Daya Manusia di dalam Proyek

Diyan Aprilia Lestari (0216104050)
Kelas B – Reg B2
Dosen : Iis Rostiawati, S.E., M.M

Human Resource Management

Human Resource Management adalah prosedur sistematik untuk mengumpulkan, menyimpan, mempertahankan, menarik, dan menvalidasi data yang dibutuhkan oleh sebuah organisasi tentang sumber daya manusia, aktivitas sumber daya manusia, dan karakteristik unit organisasinya. (Manajemen Sumber Daya Manusia, Henry Simamora).

Secara garis besar HRM merupakan strategi atau rangkaian langkah-langkah dan pendekatan untuk mengelola atau menggunakan sumber daya manusia (SDM) untuk mencapai suatu tujuan/goals yang ditetapkan perusahaan/organsasi.

Project Human Resource Management

Project human resource management (manajemen sumber daya manusia dalam proyek) merupakan proses dimana kita mengatur, mengelola, dan memimpin sumber daya manusia yang ada dalam sebuah proyek dan menggunakannya sesuai dengan porsi dan kemampuan masing-masing untuk mencapai hasil yang efektif dan efisien.

Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) suatu Proyek termasuk proses yang diperlukan untuk membuat penggunaan secara efektif dari orang yang terlibat dengan proyek.
Ini mencakup semua proyek stakeholder – sponsor, pelanggan, mitra, kontributor individu, dan lain-lain.

Tahapan Manajemen SDM

1. Perencanaan Sumber Daya Manusia
Mengidentifikasi dan mendokumentasikan peranan seseorang dalam proyek, tanggung jawabnya dan bagaimana relasi pelaporan orang tersebut dengan orang-orang lain dalam proyek.
2. Akuisisi Tim Proyek
Mendapatkan tim projek dengan melibatkan mendapatkan dari beberapa personil yang ada pada tim projek dan ditugaskan untuk dan bekerja pada projek.
3. Mengembangkan Tim Proyek
Meningkatkan kompetensi dan interaksi anggota tim proyek, baik secara individual maupu secara berkelompok untuk meningkatkan kinerja proyek.
5. Mengelola Tim Proyek
Memantau kinerja tim proyek dengan memberikan masukan atau motivasi, solusi ataupun sekedar koordinasi dalam rangka meningkatkan kinerja proyek.

Linear responsibility charts (LRC)

Linear responsibility charts (LRC), atau dikenal sebagai responsibility assignment matriks (RAM), adalah jenis khusus dari matriks yang digunakan dalam manajemen proyek.

Manfaat Responsibility charts :

Membantu tim kerja alam di charting peran dan tanggung jawab
• Membantu tim kerja alami dengan perkembangan pelaksanaan tool kits tool kit
• Mengklarifikasi individu / departemen peran dan tanggung jawab
• Mengidentifikasi akuntabilitas
• Menghilangkan kesalahpahaman, mendorong kerjasama tim
• Mengurangi duplikasi usaha
• Menetapkan “berkonsultasi” dan “menginformasikan” sehingga lebih baik komunikasi

Tujuan Responsibility charts :

Mengidentifikasi individu dan tim peran dan hubungan timbal balik
• Understand and clarify roles and expectations Memahami dan menjelaskan peran dan harapan
• Improve accountability, delegation, communication and teamwork Meningkatkan akuntabilitas, delegasi, komunikasi dan kerjasama

Produktivitas tenaga kerja

Produktivitas tenaga kerja adalah salah satu ukuran perusahaan dalam mencapai tujuannya. Sumber daya manusia merupakan elemen yang paling strategik dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Peningkatan produktivitas kerja hanya mungkin dilakukan oleh manusia (Siagian : 2002).

Dalam perkembangan perusahaan dipengaruhi 2 faktor yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

Faktor ekstern antara lain merupakan banyak perusahaan pesaing, minat konsumen pada produk, lokasi geografis perusahaan itu.
Faktor intern adalah tingkat output yang diproduksi, biaya produksi, volume penjualan, kualitas produk, dan lain-lain.

Sumber :

https://www.bulelengkab.go.id/detail/artikel/produktivitas-tenaga-kerja-42

http://kuliahekonomi.blogspot.com/2012/09/responsibility-charts.html

http://41113110058.blog.mercubuana.ac.id/2016/11/20/manajemen-sumber-daya-proyek/

https://www.slideshare.net/riawanbangkit/project-human-resource-management-15586946

https://manprountel.wordpress.com/human-resource-management/

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/produktivitas-kerja-definisi-dan.html

#4 Decision Tree

Diyan Aprilia Lestari (0216104050)
Kelas B – Reg B2
Dosen : Iis Rostiawati, S.E., M.M

Pohon keputusan dalam aturan keputusan (decision rule) merupakan metodologi data mining yang banyak diterapkan sebagai solusi untuk klasifikasi. Decision tree merupakan suatu metode klasifikasi yang menggunakan struktur pohon, dimana setiap node merepresentasikan atribut dan cabangnya merepresentasikan nilai dari atribut, sedangkan daunnya digunakan untuk merepresentasikan kelas. Node teratas dari decision tree ini disebut dengan root.

Breiman et al. (1984) menyatakan bahwa metode ini merupakan metode yang sangat populer untuk digunakan karena hasil dari model yang terbentuk mudah untuk dipahami. Dinamakan pohon keputusan karena aturan yang terbentuk mirip dengan bentuk pohon. Pohon terbentuk dari proses pemilahan rekursif biner pada suatu gugus data sehingga nilai variabel respon pada setiap gugus data hasil pemilahan akan lebih homogen. Pada pohon keputusan terdapat tiga jenis node, antara lain :

  1. Akar
    Merupakan nodeteratas, pada nodeini tidak ada input dan dapat tidak mempunyai output atau dapat mempunyai output lebih dari satu.
    2. Internal node
    Merupakan node percabangan, pada node ini hanya terdapat satu input dan mempunyai output minimal dua.
    3. Daun
    Merupakan node akhir atau terminal node, pada node ini hanya terdapat satu input dan tidak mempunyai output (simpul terminal).

Sebagai contoh suatu pohon disusun oleh simpul t1, t2, …, t4 dengan rincian terdapat 3 daun, 1 akar, dan 1 internal node. Setiap pemilah (split) memilah simpul nonterminal menjadi dua simpul yang saling lepas. Hasil prediksi respon suatu amatan terdapat pada simpul terminal (daun).

Konsep dari pohon keputusan adalah mengubah data menjadi pohon keputusan dan aturan-aturan keputusan. Pohon keputusan merupakan himpunan aturan if — then, dimana setiap path dalam pohon dihubungkan dengan sebuah aturan dimana premis terdiri atas sekumpulan node yang ditemui dan kesimpulan dari aturan terdiri atas kelas yang dihubungkan dengan daun dari path. Pembentukan pohon keputusan terdiri dari beberapa tahap :

  1. Konstruksi pohondiawali dengan pembentukan akar (terletak paling atas). Kemudian data dibagi berdasarkan atribut-atribut yang cocok untuk dijadikan daun.
  2. Pemangkasan pohon (tree pruning)yaitu mengidentifikasikan dan membuang cabang yang tidak diperlukan pada pohon yang telah terbentuk. Hal ini dikarenakan pohon keputusan yang dikontruksi dapat berukuran besar, maka dapat disederhanakan dengan melakukan pemangkasan berdasarkan nilai kepercayaan (confident level). Pemangkasan pohon dilakukan selain untuk pengurangan ukuran pohon juga bertujuan untuk mengurangi tingkat kesalahan prediksi pada kasus baru dari hasil pemecahan yang dilakukan dengan divide and conquerPruningada dua pendekatan yaitu :
  3. Pre-pruningyaitu menghentikan pembangunan suatu subtree lebih awal (dengan memutuskan untuk tidak lebih jauh mempartisi data training). Saat seketika berhenti, maka node berubah menjadi leaf (node akhir). Node akhir ini menjadi kelas yang paling sering muncul di antara subset sampel.
  4. Post-pruningyaitu menyederhanakan tree dengan cara membuang beberapa cabang subtree setelah tree selesai dibangun. Node yang jarang dipotong akan menjadi leaf (node akhir) dengan kelas yang paling sering muncul.
  5. Pembentukan aturan keputusanyaitu membuat aturan keputusan dari pohon yang telah dibentuk. Aturan tersebut dapat dalam bentuk if — then diturunkan dari pohon keputusan dengan melakukan penelusuran dari akar sampai ke daun. Untuk setiap simpul dan percabangannya akan diberikan di if, sedangkan nilai pada daun akan ditulis di then. Setelah semua aturan dibuat maka aturan dapat disederhanakan atau digabung.

Decision tree adalah suatu model klasifikasi yang paling populer karena mudah diinterpretasikan oleh manusia. Banyak algoritma yang dapat digunakan dalam pembentukan pohon keputusan seperti ID3, C4.5, CART, dan GUIDE. Algoritma decision tree banyak digunakan dalam proses data mining karena memiliki beberapa kelebihan :

  1. Mudah mengintegrasikan dengan sistem basis data.
    2.Memiliki ketelitian yang baik.
    3. Dapat menemukan gabungan tak terduga dari suatu data.
    4. Daerah pengambilan keputusan yang sebelumnya kompleks dan sangat global dapat diubah menjadi lebih sederhana dan spesifik.
    5. Dapat melakukan eliminasi untuk perhitungan-perhitungan yang tidak diperlukan. Karena ketika menggunakan metode ini maka sampel hanya diuji berdasarkan kriteria atau kelas tertentu.
    6. Fleksibel untuk memilih fitur dari internal node yang berbeda, fitur yang terpilih akan membedakan suatu kriteria dibandingkan kriteria yang lain dalam node yang sama.

Kekurangan pohon keputusan adalah.

  1. Terjadi overlap terutama ketika kelas-kelas dan kriteria yang digunakan jumlahnya sangat banyak. Hal tersebut juga dapat menyebabkan meningkatnya waktu pengambilan keputusan dan jumlah memori yang diperlukan.
    2.Pengakumulasian jumlah error dari setiap tingkat dalam sebuah pohon keputusan yang besar.
    3. Kesulitan dalam mendesain pohon keputusan yang optimal.
    4. Hasil kualitas keputusan yang didapatkan dari metode pohon keputusan sangat bergantung pada bagaimana pohon tersebut didesain.

Contoh Pohon Keputusan

 

Kasus: Saya bekerja di perusahaan jasa komunikasi data dan berada di divisi jasa data center. Data Center memiliki perangkat-perangkat besar seperti Precision Air Conditioning, FM200, UPS, Battery, dan lainnya yang perlu dilakukan Preventive Maintenance secara berkala.

Berikut pohon keputusan dalam menentukan bagaimana Preventive Maintenance akan dilakukan.

Terdapat dua alternatif pilihan yaitu:

  1. Tim Internal

Jika preventive maintenance dilakukan oleh tim internal, maka biaya yang dikeluarkan adalah hanya biaya lembur dan biaya pembelian sparepart. Dan prosedur yang dilakukan adalah hanya melalui penugasan lembur saja oleh atasan dari divisi data center, sehingga preventive maintenance bisa dilakukan langsung. Namun untuk pengerjaannya akan sedikit memakan waktu yang lebih lama dikarenakan tim internal tidak mempunyai beberapa alat khusus untuk melakukan preventive maintenance.

  1. Vendor

Jika preventive maintenance dilakukan oleh vendor, maka biaya yang dilakukan terdapat dua pilihan yaitu dengan kesepakatan kontrak selama waktu tertentu atau dengan one time charge dimana hanya satu kali membayar dalam satu kali aktivitas.

Apabila menggunakan vendor terdapat dua pilihan prosedur yaitu dengan melakukan tender atau penunjukkan langsung.

Biaya yang dikeluarkan apabila menggunakan vendor tentu akan jauh lebih mahal, namun kapabilitas kemampuan dan peralatan yang dimiliki vendor sudah lengkap. Prosedur yang dilakukan sebelum penentuan vendor juga akan memakan waktu yang cukup lama sehingga preventive maintenance tidak dapat langsung dilakukan.

Sumber :

Breiman, L., Friedman, JH., Olshen, RA., Stone, CJ., 1984, Classification and Regression Trees, Chapman &Hall/CRC, New York.

Mubarok, Muhammad I., 2018, Pohon Regresi dengan Pendekatan Generalized Unbiased Interaction Detection Estimation (Guide) untuk Data Multirespon, Skripsi, Program Studi Statistika FMIPA UGM, Yogyakarta.

Firmani, Alfina N., 2016, Penyelesaian Regresi Semiparametrik dengan Menggunakan Regresi Random Forest, Skripsi, Program Studi Statistika FMIPA UGM, Yogyakarta.

https://medium.com/@mimubarok.mim/decision-tree-pohon-keputusan-6484ad30c289