#14 Manajemen Proyek (Proyek R&D dan Manajemen Risiko)

Diyan Aprilia Lestari (0216104050)
Kelas B – Reg B2
Dosen : Iis Rostiawati, S.E., M.M

Research and Development Project

Proyek Penelitian dan Pengembangan (Research and Development) merupakan kegiatan penelitian yang dilakukan atas suatu fenomena yang muncul di masyarakat, kemudian dikembangkan sedemikian rupa sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Proyek ini dapat berupa proyek yang meningkatkan dan memperbaiki mutu produk.

Kegiatan utama pada proyek ini adalah melakukan penelitian dan pengembangan dalam rangka menghasilkan produk tertentu. Proses pelaksanaan serta lingkup kerja yang dilakukan sering mengalami perubahan untuk menyesuaikan dengan tujuan akhir proyek.

Tujuannya adalah memperbaiki atau meningkatkan produk, pelayanan atau metode produksi.

Prosedur Penelitian (Menurut Borg dan Gall)

  1. Melakukan analisis produk yang akan dikembangkan
  2. Mengembangkan produk awal
  3. Validasi ahli dan revisi
  4. Ujicoba lapangan skala kecil dan revisi produk
  5. Uji coba lapangan skala besar dan produk akhir

Jenis Research and Development

a. Proyek yang berorientasi pada produk atau proses baru

b. Peningkatan produk atau teknologi

c. Penciptaan atau pengembangan produk platform teknologi baru

Langkah-Langkah Proyek Research and Development

  • Penelitian dan Pengumpulan Data (Research & Information Collecting)
  • Perencanaan Penelitian (Planning)
  • Pengembangan Desain (Develop Preliminary of Product)
  • Uji Coba Lapangan Awal (Preliminary Field Testing)
  • Merivisi Hasil Uji Coba (Main Product Revision)
  • Uji Coba Lapangan (Main Field Testing)
  • Revisi Hasil Uji Lapangan (Operational Product Revision)
  • Uji Kelayakan (Operational Field Testing)
  • Revisi Produk Akhir (Final Product Revision)
  • Diseminasi dan Implementasi Produk (Dissemination and Implementation)

Perencanaan Proyek Research and Development

Tahap Perencanaan:

  1. Penyiapan rencana proyek secara detail
  2. Penentuan spesifikasi proyek secara rinci

Faktor Risiko dalam Proyek

  1. Faktor Keuangan
  2. Faktor Bahan
  3. Faktor Peralatan
  4. Faktor Lingkungan dan Masyarakat
  5. Faktor Perencanaan
  6. Faktor Tenaga Kerja
  7. Faktor Manajemen
  8. Kemungkinan faktor lain: Pemerintah & Hukum

Peristiwa tidak pasti yang bila terjadi memiliki pengaruh positif atau negatif terhadap minimal satu tujuan proyek (waktu, biaya, ruang lingkup, mutu). Risiko mungkin memiliki satu atau lebih penyebab, yang bila terjadi memiliki satu atau lebih dampak.

Proses yang terlibat

a. Perencanaan manajemen risiko

b. Identifikasi resiko

c. Analisis resiko kualitatif dan kuantitatif

d. Perencanaan respon resiko

e. Pengendalian dan monitoring resiko.

Perencanaan Manajemen Risiko

Proses memutuskan bagaimana mendekati dan melaksanakan aktivitas manajemen risiko untuk proyek.

Menyediakan sumberdaya dan waktu yang memadai untuk aktivitas manajemen risiko dan

Menetapkan basis yang disepakati untuk mengevaluasi risiko.

Memastikan tingkat, tipe, dan visibilitas manajemen risiko yang setara dengan risiko dan kepentingan proyek bagi organisasi

Identifikasi Risiko

Menentukan risiko-risiko yang mempengaruhi proyek dan mendokumentasikan karakteristiknya.

Merupakan proses iteratif karena risiko-risiko baru mungkin diketahui sebagai kemajuan proyek melalui siklus hidupnya.

Peserta yang terlibat: manajer proyek, anggota tim proyek, anggota manajemen risiko, ahli teknis diluar tim proyek, customer, end user, dan ahli manajemen risiko.

Strategi Risiko Positif

a. Avoid

b. Transfer

c. Mitigate

d. Explore

e. Share

f. Enhance & Acceptance

Mengelola Perubahan Teknologi

Menurut Collin (dalam Sandi, 1:2002) Apa yang membedakan perubahan yang direncanakan dari perubahan rutin adalah cakupan dan luasnya. Perubahan yang direncanakan bertujuan untuk menyiapkan seluruh organisasi, atau sebagian besar, untuk menyesuaikan diri pada perubahan signifikan dalam sasaran dan arah organisasi.

Sumber referensi:

https://www.academia.edu/13254372/Manajemen-risiko-proyek

https://slideplayer.info/slide/3239282/

https://media.neliti.com/media/publications/226261-manajemen-perubahan-dan-implementasi-dal-e8a39fd0.pdf

 

#13 Life Cycle Costing

Diyan Aprilia Lestari (0216104050)
Kelas B – Reg B2
Dosen : Iis Rostiawati, S.E., M.M

Life cycle costing merupakan teknik manajemen yang digunakan untuk mengidentifikasi dan memonitor biaya produk selama siklus hidupnya. Siklus hidup meliputi semua tahap, mulai dari perancangan produk dan pembelian bahan baku hingga pengiriman dan pelayanan atas produk yang sudah jadi.

Menurut Paul Barringer dan DavidWeber (1996)

 Life Cycle Cost (LCC) adalah suatu konsep pemodelan perhitungan biaya dari tahap permulaan sampai pembongkaran suatu aset dari sebuah proyek sebagai alat untuk mengambil keputusan atas sebuah studi analisis dan perhitungan dari total biaya yang ada selama siklus hidupnya.

Pentingnya Life Cycle Costing

LCC menjadi penting karena memiliki manfaat sebagai berikut :

  • Untuk meningkatkan kesadaran biaya
  • Evaluasi Seluruh biaya hidup
  • Memaksimalkan pendapatan
  • Memahami latar belakang teoritis nilai waktu uang dan analisis risiko serta dampaknya terhadap proses pengambilan keputusan

Alasan Mengapa HArus Menggunakan LCC

  • Project Engineering ingin meminimalkan biaya modal
  • Maintenance Engineering ingin meminimalkan jam perbaikan
  • Produksi ingin memaksimalkan jam operasi
  • Realibility Engineering ingin membatalkan kegagalan
  • Akuntansi ingin memaksimalkan nilai sekarang bersih proyek
  • Pemegang saham ingin meningkatkan kekayaan pemegang saham
  • LCC dapat digunakan sebagai alat keputusan manajemen untuk menyinkronkan konflik divisi dengan memfokuskan pada fakta, uang, dan waktu.

Klasifikasi Biaya Life Cycle Costing

LCC Merupakan suatu rencana mengenai pengeluaran usulan dari suatu proyek konstruksi sepanjang usia proyek tersebut. Pada pelaksanaan pembangunan, mulai dari ide, studi kelayakan, perencanaan, pelaksanaan, sampai pada operasi pemeliharaan dan pembongkaran membutuhkan bermacam-macam biaya yang dikelompokkan menjadi beberapa komponen, yaitu : biaya awal, biaya penggunaan dan biaya perwatan.

Komponen Biaya

Total biaya selama siklus hidup dibagi menjadi 3, yaitu:

  • Biaya hulu, terdiri dari riset dan pengembangan, desain yang membuat prototype, pengujian, teknis, dan pengembangan kualitas.
  • Biaya produksi, terdiri dari pembelian, biaya produksi langsung, biaya produksi tidak langsung.
  • Biaya hilir, terdiri dari pemasaran dan distribusi pengemasan, pengangkutan, contoh, promosi, advertensi, dan pelayanan serta garansi keluhan, pelayanan, pertanggungjawaban produk, dukungan kepada pelanggan.

Life Cycle Cost da[pat dirumuskan sebagai berikut:

LCC = Biaya Awal + Biaya Penggunaan +Biaya Perawatan dan Penggantian

Pengembangan Model LCC

Kegiatan utama dari Siklus Hidup Biaya pengembangan model adalah Perincian Biaya Struktur (CBS) pembangunan dan pemilihan komponen biaya metode estimasi. Output LCC adalah perkiraan Biaya Life Cycle, termasuk distribusi pada skala waktu, biaya driver, kepekaan estimasi parameter tertentu dan risiko akibat ketidakpastian parameter desain.

Penggunaan Model LCC
a. LCC untuk Customer

Dengan menggunakan LCC, pelanggan dapat mengevaluasi dan membandingkan produk-produk alternatif.

Dengan menggunakan LCC, pelanggan dapat menilai kelayakan ekonomi proyek atau produk.

b. LCC untuk Supplier

Dengan menggunakan LCC, Supplier dapat mengoptimalkan desain mereka dengan mengevaluasi alternatif dan dengan melakukan studi trade-off.

Dengan menggunakan LCC, Supplier dapat mengevaluasi berbagai strategi biaya operasi dan pemeliharaan (untuk membantu pengguna produk).

Sumber referensi:

http://afirdauz.blogspot.com/2013/04/metode-analisis-life-cycle-cost.html?m=1

http://dwina.blog.widyatama.ac.id/

 

#12 Project Control

Diyan Aprilia Lestari (0216104050)
Kelas B – Reg B2
Dosen : Iis Rostiawati, S.E., M.M

Project Control

Project Control bertujuan untuk memberikan informasi status suatu proyek secara rutin sehingga setiap orang dapat membuat tindakan di saat trend proyek menunjukkan hal yang negatif.

Tahapan Project Control

  1. Planning/Scheduling

Proses pembuatan jadwal/schedule proyek yang logis dan realistis, me monitoring schedule tersebut secara rutin, melakuan forecast kapan proyek tersebut akan selesai,  melakukan control dan reporting untuk suatu pekerjaan yang harus dilakukan dalam rentang waktu tertentu dan seluruh pekerjaan yang harus dilakukan  sampai proyek selesai.

2. Cost Management & Control

Proses Cost control melakukan monitoring dari pengeluaran proyek (Project Cost) Vs progress suatu proyek, mengukur variance dari budget yang telah ditetapkan dan mempersiapkan rekomendasi untuk mencapai cost proyek yang minimum.

3. Cost Estimating

Cost Estimating melakukan prediksi quantities, cost dan harga dari sumberdaya project yang dibutuhkan dalam pelaksanaan suatu proyek.  Cost estimating merupakan input utama dalam penyiapan budget, cost dan value analysis dan cost & schedule control. Estimasi  dilakukan melalui  perhitungan dan perkiraan  dari cost resources dan method pelaksanaannya.

4. Cost & Schedule Risk Analysis

Cost and Schedule Risk Analysis adalah analisa mengenai impact dari resiko-resiko yang mungkin muncul pada fase-fase pelaksanaan suatu proyek terhadap project schedule dan cost.

Project Management

Adalah usaha pada suatu kegiatan agar tujuan adanya kegiatan tersebut dapat tercapai secara efisien dan efektif. Efektif dalam hal ini adalah dimana hasil  penggunaan sumber daya dan kegiatan sesuai dengan sasarannya yang meliputi kualitas, biaya, waktu dan lain-lainnya. Sedangkan efisien diartikan penggunaan sumber daya dan pemilihan sub kegiatan secara tepat yang meliputi jumlah, jenis, saat penggunaan sumber lain dan lain-lain. Oleh sebab itu manajemen proyek pada suatu proyek konstruksi merupakan suatu hal yang tidak dapat diabaikan begitu saja, karena tanpa manajemen suatu proyek, konstruksi akan sulit berjalan sesuai dengan harapan baik berupa biaya, waktu maupun kualitas

Sasaran utama dalam manajemen proyek dapat dikategorikan sebagai berikut:

1.Pengembangan dan penyelesaian sebuah proyek dalam budget yang telah ditentukan, jangka waktu yang telah ditetapkan dan kualitas bangunan proyek sesuai dengan spesifikasi teknik yang telah dirumuskan,

2.Bagi kontraktor yang bonafide yaitu untuk mengembangkan reputasi akan kualitas pekerjaannya (workmanship) serta mempertahankannya.

3.Menciptakan organisasi di kantor pusat maupun di lapangan yang menjamin beroperasinya pekerjaan proyek secara kelompok (team work),

4.Menciptakan iklim kerja yang mendukung baik dari segi sarana,kondisi kerja, keselamatan kerja dan komunikasi timbal balik yang terbuka antara atasan dan bawahan.

5.Menjaga keselarasan hubungan antara sesamanya sehingga orang yang bekerja akan didorong untuk memberikan yang terbaik dari kemampuan dan keahlian mereka.

Line of Balancing (Keseimbangan Lini)

Salah satu faktor penting dalam menjalankan produksi. Line Of Balancing adalah Strategi produksi untuk menyeimbangkan waktu dan beban kerja di sejumlah proses yang saling berhubungan dalam suatu lini produksi sehingga tidak terjadi kemacetan proses ataupun kapasitas yang berlebihan.

Untuk memastikan keseimbangan lini yang optimal, tugas atau beban kerja untuk setiap stasiun kerja harus memiliki jumlah kerja yang hampir sama waktunya untuk dikerjakan serta tidak boleh melebihi waktu siklus stasiun kerja yang telah ditentukan.

Lini Produksi harus dirancang secara efektif dan tugas-tugas perlu didistribusikan diantara pekerja, mesin dan stasiun kerja untuk memastikan setiap segmen lini dalam proses produksi dapat dipenuhi dalam kerangka waktu dan kapasitas produksi yang tersedia.

Manfaat Line Balancing

1.Meningkatkan efisiensi proses (improve process efficiency).

2.Menghindari waktu pada proses atau stasiun yang menganggur (reduce idle time).

3.Mengurangi waktu proses secara keseluruhan (reduce total processing time).

4.Meningkatkan rasio pencapaian target produksi (Increase production rate).

5.Meningkatkan profit (increase profit)

6.Mengurangi pemborosan dan biaya-biaya yang tidak diperlukan (Reduce waste and unnecessary cost).

Cara Penggunaan Line Balancing

  1. Mengetahui Takt Time setiap Stasiun Kerja

Rumus yang digunakan untuk menghitung Takt Time adalah :

T = Ta / D

Dimana:
T = Takt Time

Ta = Time Available (Waktu kerja bersih yang tersedia)
D = Demand (Permintaan Pelanggan)

Contoh Kasus :

Setiap hari produksi diminta untuk menghasilkan 1000 unit produk atas permintaan pelanggan. Waktu kerja lini produksi yang bersangkutan adalah 8 jam perhari atau 28.800 detik perhari.
Jadi, Takt Time untuk menghasilkan satu unit produksi adalah 28.8 detik (28.800detik/1.000unit) untuk satu stasiun kerja.

2. Membuat Rincian Proses

Untuk memastikan keseimbangan, sangat penting untuk memahami hubungan dan urutan antara berbagai tugas dalam suatu proses. Membuat rincian proses mengidentifikasikan hubungan dan urutan diantara proses-proses yang berkaitan.

Contoh :

Berdasarkan contoh kasus diatas, stasiun kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu unit produk adalah sebanyak 6 stasiun kerja. Rincian prosesnya adalah sebagai berikut :

3.Memahami Waktu yang dibutuhkan pada setiap Kegiatan Proses

Setelah membuat rincian proses, kita perlu memahami waktu yang dibutuhkan pada setiap stasiun kerja atau kegiatan proses. Setiap rincian proses harus diketahui waktu pengerjaan dan kemudian dijumlahkan menjadi Total Cycle Time atau Total Waktu Siklus pada Stasiun Kerja yang bersangkutan. Kita dapat menyajikannya dalam bentuk grafik agar jelas dan mudah dilihat.

Contoh :

Waktu yang dibutuhkan pada setiap kegiatan proses adalah seperti pada grafik dibawah ini :

4.Identifikasikan stasiun kerja yang memiliki selisih

Setelah mengetahui waktu kerja setiap stasiun kerja mana, langkah selanjutnya adalah identifikasikan stasiun kerja mana yang memiliki selisih waktu dengan siklus waktu yang ditetapkan, baik selisih waktu yang lebih tinggi maupun selisih waktu lebih rendah.

Berdasarkan contoh diatas, dapat kita lihat bahwa proses di Operator 1, Operator 3 dan Operator 6 telah melebihi Takt Time yang ditentukan sedangkan Operator 2 dan Operator 5 memiliki kapasitas yang berlebih atau jauh lebih rendah dari Takt Time yang ditentukan. Oleh karena itu, kita, kita perlu melakukan analisis serta tindakan untuk menyeimbangkannya.

5.Analisis dan Lakukan Tindakan Penyeimbangan

Setelah diidentifikasikan stasiun yang memiliki selisih waktu dengan waktu siklus yang ditetapkan, lakukan tindakan penyeimbangan beban kerja sehingga total waktu siklus stasiun kerja yang bersangkutan lebih rendah dari TOTAL SIKLUS WAKTU (Total Cycle Time) Stasiun kerja yang ditentukan.

Catatan:
CT = Cycle Time (dalam satuan)

6.Evaluasi dan Pemantauan Hasil

Stasiun-stasiun kerja yang telah diseimbangkan proses dan tugasnya harus dievaluasi dan dipantau hasilnya. Hasilnya dapat disajikan melalui grafik keseimbangan lini seperti pada gambar dibawah ini :

Catatan:
CT = Cycle Time (dalam satuan)

Kriteria Pengendalian Proyek

Pengendalian dilakukan seiring dengan pelaksanaan proyek. Pengendalian proyek dilakukan agar proyek tetap berjalan dalam batas waktu, biaya dan performan yang ditetapkan dalam rencana.

Perbedaan antara perencanaan dan pengendalian, yaitu :Perencanaan berkonsentrasi pada penetapan arah dan tujuan, pengalokasian sumberdaya, pengantisipasian masalah, pemberian motivasi kepada partisipan untuk mencapai tujuan.

Sedangkan pengendalian berkonsentrasi pada pengendalian pekerjaan ke arah tujuan, penggunaan sumberdaya secara efektif, perbaikan/ koreksi, pemberian imbalan pencapaian tujuan.

Jenis Pengendalian Proyek

1.Pengendalian internal. Pengendalian yang mengacu pada tindakan pengendalian yang didasarkan pada standard yang berasal dari sistem kontraktor sendiri.

2.Pengendalian eksternal. Pengendalian yang didasarkan pada prosedur tambahan yang ditetapkan pihak klien atau user.

Langkah Pengendalian Proyek

a. Menentukan standard performansi misalnya sepesifikasi teknis, biaya yang dianggarkan, jadwal atau kebutuhan sumberdaya

b. Membandingkan performan aktual dengan performan standard

c. Melakukan tindakan koreksi terhadap penyebab terjadinya perbedaan performansi aktual terhadap performansi standard

Masalah Dalam Pengendalian Proyek

Beberapa masalah yang sering dijumpai dalam pengendalian proyek antara lain sebagai berikut:

1.Hanya menekankan pada satu faktor dan mengabaikan faktor lain. Misalnya pengendalian hanya menekankan pada Faktor biaya sementara faktor  performansi diabaikan.

2.Prosedur pengendalian tidak diterima oleh staff karena kurang memahami arti penting pengendalian

3.Terjadinya pelaporan informasi yang kurang akurat

4.Para manajer terlibat dalam beberapa proyek yang menyebabkan terabaikannya salah satu proyek.

5.Kesalahan mekanisme dan pelaporan akuntansi

6.Manajer tidak tegas terhadap isu-isu kontroversial dan menganggap masalah akan selesi dengan sendirinya sejalan dengan berlalunya waktu.

Peninjauan Perkembangan Proyek

Dalam manajemen proyek dikenal istilah Review Meeting yang mirip dengan Quality Circle (QC). Review Meeting merupakan pertemuan untuk memantau proyek yang diselenggarkan secara teratur.

Tujuan Reiview Meeting

1.Mengetahui masalah-masalah berkenaan dengan jadwal, biaya dan penyelesaian masalah.

2.Mengetahui masalah-masalah yang mungkin muncul di masa yang akan datang.

3.Mencari kesempatan untuk melakukan perbaikan performansi proyek

Sumber referensi:

https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-takt-time-cara-menghitung-takt-time/

Manajemen Proyek (Project Management)

 

#11 Sumber Daya Proyek

Diyan Aprilia Lestari (0216104050)
Kelas B – Reg B2
Dosen : Iis Rostiawati, S.E., M.M

Sumber daya adalah sarana yang merupakan kebutuhan untuk menjalankan proyek agar dapat mencapai tujuan dan sasaran proyek secara efektif dan efisien.

Pengaruh Sumber Daya pada Perencanaan Proyek

a.  Perencanaan sumber daya yang baik sesuai dengan kebutuhan logis proyek, akan membantu pencapaian sasaran dan tujuan proyek secara maksimal.

b. Kebutuhan sumber daya pada tiap proyek tidak selalu sama, tergantung pada skala dan tingkat keunikan proyek

c.  Perencanaan sumber daya dapat dihitung dengan pendekatan matematis yang dapat menghasilkan tingkat penyimpangan yang minimal serta perkiraan yang mendekati kondisi sebenarnya.

d.  Pertimbangan sumber daya yang tersedia bisa mengubah estimasi penyelesaian proyek karena sumberdaya yang terbatas untuk suatu aktivitas atau kegiatan tertentu yang bisa membuat waktu pengeraan aktivitas tersebut lebih panjang, begitu juga sebaliknya.

Klasifikasi Sumber Daya Proyek

Sumber daya proyek terdiri dari beberapa jenis diantaranya biaya, waktu, sumber daya manusia, material (Bahan Baku), dan juga peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan proyek, dimana dalam mengoperasionalkan sumber daya tersebut perlu dilakukan dalam suatu sistem manajemen yang baik, sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal.

A.  Biaya

Biaya (cost) merupakan modal awal dari pengadaan suatu proyek, dimana biaya dapat didefinisikan sebagai jumlah segala usaha dan pengeluaran yang dilakukan dalam mengembangkan, memproduksi, dan mengaplikasikan produk. Biaya produksi sangat perlu diperhatikan karena sering mengandung sejumlah biaya yang tidak perlu. Dalam menentukan besar biaya suatu  pekerjaan atau pengadaan tidaklah harus selalu berpedoman kepada harga terendah secara mutlak.

Adapun bentuk Laporan Keuangan adalah sebagai berikut:

 

  1. Laporan berkala : Harian, Mingguan, Bulanan. Berisi pemasukan dan pengeluaran proyek oleh tiap unit / divisi proyek.
  2. Laporan penggunaan keuangan selama berlangsugnya proyek
  3. Laporan Akhir : Memuat pemasukan dan pengeluaran total secara global dan bersifat informatif.

B.  Waktu

Waktu (time) merupakan sumber daya utama dalam pelaksanaan suatu proyek. Perencanaan dan pengendalian waktu dilakukan dengan mengatur jadwal, yaitu dengan cara mengidentifikasi titik kapan pekerjaan mulai dan kapan berakhir.

Dalam hubungan ini, sering kali pengelola proyek beranggapan bahwa penyelesaian proyek semakin cepat semakin baik, akan tetapi pada kenyataannya perencanaan waktu harus dihitung berdasarkan man-hour dari perkiraan biaya, hal tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk menghitung lamanya kegiatan pada jadwal itu sehingga penggunaan waktu dapat optimal.

C.  Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia (human resources) adalah untuk merealisasikan ruang lingkup proyek menjadi deliverable, diperlukan pengelolaan SDM yang optimal, pengelolaan SDM meliputi:

a. Job Description

Deskripsi pekerjaan proyek tiap SDM perlu didentifikasi agar dapat berjalan sesuai dengan rencana dan aturan perusahaan. Job Desc berisi diantaranya : Ruang lingkup pekerjaan, hubungan dengan pekerja lain, persyaratan pelaksanaan dan tanggung jawab, juga wewenang dari pekerja

b.  Penjadwalan

Penjadwalan SDM Proyek diperlukan untuk : Mencapai hasil kerja optimal, Efisiensi Waktu dan Modal Proyek. Alokasi tenaga kerja harus sesuai dengan kebutuhandalam rancangan pekerjaan dan jadwal proyek.

D.  Sumber Daya Bahan

Dalam setiap proyek pemakaian material merupakan bagian terpenting yang mempunyai prosentase cukup besar dari total biaya proyek. Oleh karena itu penggunaan teknik manajemen untuk membeli, menyimpan, mobilisasi dan menghitung material/bahan baku menjadi sangat penting.

a. Material harus dikelola dengan baik agar kebutuhan mencukupi pada waktu dan tempat yg direncanakan

b. Ketepatan waktu dan tempat akan tersedianya material dapat mempengaruhi jadwal yg telah direncanakan.

c. Kerja sama dan komunikasi antara pemasok material dengan kontraktor pelaksana proyek harus berjalan baik.

E.  Sumber Daya Peralatan

Sumber Daya Peralatan (Equipment Resources), peralatan merupakan salah satu sumber daya terpenting yang dapat mendukung tercapainya suatu tujuan yang diinginkan, oleh karenanya penentuan kebutuhan peralatan, keputusan pembelian/sewa peralatan dalam proyek harus direncanakan dengan baik.

ØPeralatan yg akan digunakan dalam proyek harus diidentifikasi lebih dahulu agar sesuai dengan kondisi daerah proyek.

Ø Tingkat kebutuhan pemakaian alat dapat direncanakan secara efektif dan efisien.

Ø Hal-hal yang perlu diidenfikasi lebih dahulu adalah sbb : Medan kerja, cuaca, mobilisasi peralatan ke lokasi proyek, sarana komunikasi, fungsi peralatan, kondisi peralatan.

Aturan Prioritas

Hambatan dalam Proyek

Hubungan antara progress, waktu dan ketersediaan/penggunaan sumber daya merupakan fokus utama dari pengalokasian sumber daya, dalam prosesnya kendala yang sering ditemui diantaranya :

  • Terbatasnya Waktu

Proyek harus diselesaikan pada waktu tertentu menggunakan sesedikit mungkin sumber daya.

  • Terbatasnya Sumber daya

Proyek harus diselesaikan secepat mungkin tanpa harus melebihi batasan dari penggunaan sumber daya atau contraint umum dari sumber daya tersebut.

Sumber referensi:

https://www.google.com/search?q=sumber+daya+proyek&oq=sumber+daya+proyek+&aqs=chrome..69i57j0l7.8616j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8